PERILAKU KONSUMEN#
TUGAS PERTAMA
Tahun Ajaran 2013 –
2014
Add caption |
Nama :
Anissa Kartika Rivai
Npm :
10211929
Kelas : 3EA21
Program Study :
Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
“UNIVERSITAS GUNADARMA”
KALIMALANG
PENDAHULUAN
Pemahaman
akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar
mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan
kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan
konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum
menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen
dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi
karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar
kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat
memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang
meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor
tersebut.
Tak diragukan
lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan
mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses
memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh.
Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan
relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat”
berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos
sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat
melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh
mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan
bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa
bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah
konsumen.
Jadilah
pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan
bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan
kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana
perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang
keinginan konsumen.
Bekasi,
19 Oktober 2013
Penulis
BAB
I
PERILAKU
KONSUMEN
SUB
BAB :
A.
Apa
yang dimaksud dengan perilaku konsumen?
B.
Pemikiran
yang benar tentang konsumen
C.
Penelitian
konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis
A.
PERILAKU
KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian prosuk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
B. Pemikiran yang benar tentang
konsumen
1. Konsumen adalah RAJA
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yangmenghadapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan denganmaksud tertentu.
4. Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yangmenguntungkan secara sosial asalkanpengamanan hukum, etika, dan moralberada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Kamimemberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenaikonsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, biladitanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang esensial untukstrategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidakmencari laba. Akhirnya, penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk pendidikan danperlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusankebijakkan umum.
C. PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI BIDANG
ILMU DINAMIS
1. Pendekatan dalam meneliti Perilaku
Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan
hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang
dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang
dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan
kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan
behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode
untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan
melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman
tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan,
serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga
disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji
coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan
manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap
pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate
analysis.
Ketiga pendekatan
sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku
konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang
berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
2. Roda Analisis Konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan
marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar
dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis
konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan
perilaku.
3. Afeksi dan kognisi
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen
terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai
sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang
dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem
yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya
memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau
negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh
dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin
besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan
darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila
intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu:
memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami
adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang
terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam
lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau
tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah
masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif
solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan
berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang
disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk
menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari
pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi
menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran
dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi
tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif
berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak
selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus,
konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
BAB II
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISA DEMOGRAFI
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISA DEMOGRAFI
SUB BAB :
A.
Segmentasi pasar
1. segmentasi dan kepuasan
konsumen
2. segmentasi dan
profitabilitas
3. penggunaan segmentasi
dalam strategi pemasaran
B.
rencana perubahan
1.
Analisis konsumen dan kebijakan social
2.
Perubahan struktur pasar konsumen
A.
Segmentasi pasar
Segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli
yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau
segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses
pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia
perbedaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar
di definisikan oleh beberapa sumber menurut manajemen pemasaran yaitu sebagai
berikut :
Ø Swastha & Handoko (1997) mengartikan
segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Swastha
& Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu
tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan
sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Ø Pride & Ferrel
(1995) mengatakan
bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya
kesamaan perilaku pembeli. Di lain pihak Pride & Ferrel (1995)
mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar
keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang
secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ø Kotler, Bowen dan Makens
(2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam
berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap
membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan
keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial
tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya
tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan
biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang
benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari
kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan
membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang
memiliki seperangkat keinginan yang sama.
1.
Segmentasi dan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya. Kepuasan konsumen terbagi
menjadi 2 :
a) Kepuasan Fungsional,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b) Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.
2.
Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk
menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil
kinerja perseroan.
a) Tingkatkan Efisiensi
Proses Produksi
b) Proses produksi yang
efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula
biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan
juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem
produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
c) Fokus Pada “Core
Business” Terpenting Anda
d) Jika Anda melenceng pada
hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan
sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
e) Berdayakan Orang-orang
Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan.
f) Manusia adalah
sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan
Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk
menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda
ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
g) Pertajam Kecerdasan
Organisasi.
h) Semakin cerdas
organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan
diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan
pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan
mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas
organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
i)
Kompensasi Yang Sesuai
j)
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah
dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi
Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka
sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi
organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah
maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan
kinerja.
3.
Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Menurut Solomon dan
Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market
into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”.
Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih
terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih
efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu
perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk
memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi
yaitu:
a)
Demografis: Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin,
besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
b)
Psikografis: Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke
dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup,
kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak
selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis untuk lebih
memahami karakteristik konsumen.
c)
Perilaku: Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke
dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara
konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk
membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan
non-pengguna produk.
Agar segmen pasar dapat
bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
a)
Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat
diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
b)
Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
c)
Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan
untuk dilayani
d) Differentiable :
Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang
berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
e)
Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan
melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam
mengembangkan segmentasi yaitu:
a)
Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
b)
Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan
menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara
melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
B.
Rencana perubahan
1.
Analisis konsumen dan kebijakan social
Analisis konsumen
berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan
keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai
berikut:
a) Analisis Kebutuhan.
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya.
Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus
eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat,
ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur,
dan lain-lain.
b) Pencarian Informasi.
Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa
yang bisa memenuhi kebutuhannya.
c) Evaluasi Alternatif.
Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang
tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya
yang harus ia keluarkan.
d) Keputusan Pembelian.
Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna
tertentu.
e) Sikap Paska Pembelian.
Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun
mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan
produk atau jasa tersebut atau tidak.
2.
Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar
Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
a)
Pasar Persaingan Sempurna: Jenis pasar persaingan sempurna terjadi
ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang
sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah
seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar
persaingan sempurna :
i.
Jumlah penjual dan pembeli banyak
ii.
Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
iii.
Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
iv.
Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand
and supply)
v.
Posisi tawar konsumen kuat
vi.
Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
vii.
Sensitif terhadap perubahan harga
viii.
Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
b)
Pasar Monopolistik: Struktur pasar monopolistik terjadi manakala
jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di
mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan
yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng,
pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
i.
Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
ii.
Mirip dengan pasar persaingan sempurna
iii. Brand yang menjadi ciri
khas produk berbeda-beda
iv. Produsen atau penjual
hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
v.
Relatif mudah keluar masuk pasar
c)
Pasar Oligopoli: Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan
pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah
area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di
Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar
oligopoli :
i.
Harga produk yang dijual relatif sama
ii.
Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
iii. Sulit masuk ke pasar
karena butuh sumber daya yang besar
iv. Perubahan harga akan
diikuti perusahaan lain.
d) Pasar Monopoli: Pasar
monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu
produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik
negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat
pasar monopoli :
i.
Hanya terdapat satu penjual atau produsen
ii.
Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
perusahaan monopoli.
BAB III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
KONSUMEN
SUB BAB :
A.
Model proses
pengambilan keputusan
B.
Tipe-tipe proses
pengambilan keputusan
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah
D.
Pembelian
E.
Diagnosa
perilaku konsumen
A.
Proses
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan secara universal
didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini
mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam
proses pengambilan keputusan:
1.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada
hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
a) Kegiatan
Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi keputusan.
b) Kegiatan
Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan
berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
c) Kegiatan
Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang
tersedia.
2.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
a) Proses pencarian/penemuan
tujuan
b) Formulasi tujuan
c) Pemilihan
Alternatif
d) Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis
system, Menurut ELBING ada lima
langkah dalam proses pengambilan keputusan:
a) Identifikasi dan
Diagnosa masalah
b) Pengumpulan dan
Analisis data yang relevan
c) Pengembangan dan
Evaluasi alternative alternative
d) Pemilihan
Alternatif terbaik
e) Implementasi
keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
B. Model-model Pengambilan keputusan:
1.
Model
Perilaku Pengambilan keputusan
a) Model Ekonomi, yang dikemukakan
oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
b) Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh
Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi
tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
c) Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh
Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak
bebas mengambil keputusan.
d) Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh
W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam
pengambilan keputusan
e) Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh
Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
f) Model Sosial, Dikemukakan
oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam
mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
2.
Model
Preskriptif dan Deskriptif
Menurut Fisher mengemukakan
bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
a) Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana
kelompok seharusnya mengambil keputusan
b) Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan
tertentu. Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi. Disamping model-model diatas (model
linier) terdapat pula model
Spiral dimana satu anggota mengemukakan
konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian
dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
C. Tipe – Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Tipe Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3
tipe :
1.
Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg
berulang - ulang dan
rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/
keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2.
Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :
keputusan yg sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg
terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi
3.
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg
tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur
tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemecahan masalah antara lain :
1. Trial & error :
Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya,
dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama
sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup,
tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil
panasnya turun, dll.
2. Intuisi :
penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian
dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai
dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan
keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan
yang dimiliki.
3. Nursing process :
Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis
dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
4. Scientifik
methode/Research Process : Proses riset/ penelitian merupakan suatu
penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika,
dengan pendekatan yang sistematis.
E. Pembelian
Pembelian
adalah situasi dimana konsumen bersedia menukarkan sejumlah uangnya dengan
sejumlah produk barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Pembelian
adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa serta perlengkapan
dengan tujuan memperoleh barang dengan biaya yang sesuai dengan kualitas.
Brown
dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan
sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation
(production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti
bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi
organisasi.
Aktivitas
dalam proses pembelian :
1. Permintaan
pembeliaan
2. Pemilihan
Pemasok
3. Penempatan
order pembelian
4. Penerimaan
Barang
5. Pencatatan
transaksi pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan
oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler &
Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
di mana konsumen benar-benar membeli.
Ada tiga aktivitas yang berlangsung
dalam proses keputusan pembelian oleh konsumen yaitu (
Hahn, 2002 : 69 ) :
1.
Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian
2.
Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan
pembelian.
3.
Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah
biasa beli dengan produk pesaing.
Menurut
Kotler ( 2002 : 183 ), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi
oleh:
1.
Faktor budaya
2.
Faktor Sosial
3.
Faktor Pribadi,
4.
Faktor Psikologis,
F.
Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
1. Untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2. Prilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan public. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari
raya tersebut.
3. Pemasaran
sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu,
seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Terdapat tiga
pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen :
1.
Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif.
Pendekatan ini menggali
secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan
dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa
makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami
konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.
Pendekatan kedua adalah pendekatan
tradisional.
Pendekatan
Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
3.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains
marketing.
Pendekatan yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama
memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi
marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah
perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
BAB
IV
A
Evaluasi Alternatif
Sebelum Pembelian
SUB
BAB :
A.
Kriteria
evaluasi
B.
Menentukan
alternatif pilihan
C.
Menaksir
alternatif pilihan
D.
Menyeleksi
aturan pengambilankeputusan
A.
Kriteria
Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi
atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif
pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga
Harga
menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang
murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak
bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh
karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek
terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek
merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit
menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah
memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara
dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan
konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin
sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara,
untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal
tak teragukan.
4. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep
saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya
untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk
mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting,
tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang
benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
B.
Menentukan
Alternatif Pilihan
Menentukan alternative pilihan
sebelum melakukan pembelian adalah dengan memilah – milah produk yang akan
dibeli oleh konsumen itu sendiri apakah produk tersebut benar – benar sesuai
dengan keinginan konsumen dengan kualitas yang baik dan layak. Tapi sebelum
memilih produk sebaiknya konsumen mesurvei pasar yang memasarkan produk yg akan
dibeli ke pasar lainnya agar bisa membandingkan manakah yang terbaik. Konsumen akan menggali informasi
tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk.
Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan
terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap
beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
C.
Menaksir
alternatif pilihan
Dari berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di
proses untuk mendapatkan keputusan atau pertimbangan nilai akan suatu produk,
dan akan menghasilkan beberapa atribut yang akan muncul, setelah itu baru di
beri bobot dari berbagai alternatif.
Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan
membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk
dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol
dianggap penting. Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan
atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan.
D. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Evaluasi Alternatif sebagai Proses adalah suatu pemilihan
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative dalam proses pengambilan
keputusan selanjutnya. Bila seseorang dihadapkan pada pembelian produk, yaitu
antara membeli produk yang satu dan yang lain dengan kesamaan jenis, maka dia
ada dalam posisi harus membuat Evaluasi Alternatif sebelum pembelian. Dalam
proses evaluasi alternatif, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam
kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan
konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
Tiga tingkatan dalam pemecahan ini :
1. Pemecahan masalah yang mensyaratkan
respons yang rutin.
2. Pemecahan masalah dengan proses yang
tidak berbelit-belit (terbatas).
3. Pemecahan masalah yang dilakukan
dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah
yang intensif).
BAB IV
B
PEMBELIAN
SUB POKOK :
A.
Proses
keputusan membeli
B.
Memilih
alternatif terbaik
C.
Memilih
sumber-sumber pembelian
A.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Setiap saat konsumen dihadapkan
pada masalah untuk mengambil berbagai keputusan membeli. Tahapan untuk
mencapai keputusan membeli dilakukan oleh konsumen melalui beberapa tahapan. Proses pembelian bermula
dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus internal pada
saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari pengalaman yang
pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi kebutuhan-kebutuhan dan
mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan juga dapat dipicu
oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang menawarkan suatu
produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya.
1.
Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika
motivasinya kuat dan produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang
terjangkau, mungkin ia akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya
dapat mengingat kebutuhan tersebut atau mencari informasi sebatas yang
berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya
dorongan motivasi, jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam
memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi:
a) Individu: keluarga,
kawan, tetangga, kerabat.
b) Komersial : iklan,
wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
c) Umum: media massa,
lembaga konsumen
d) Pengalaman: penggunaan
produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh hubungan sumber-sumber informasitersebut terhadap pembeli
bervariasi.pada umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen
berasal dari sumber komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar.
Sedangkan pada pembelian jasa, sumber individu merupakan sumber yang paling
efektif.
2.
Alternative Evaluation (Evaluasi Alternatif)
Cara konsumen memproses informasi untuk sampai pada pemilihan merk
disebut evaluasi alternative. Ada beberapa konsep dasar proses evaluai
konsumen:
a) Setiap konsumen berusaha
untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat
diperolehdengan membeli produk atau jasa.
b) Konsumen akan
memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk.
c) Konsumen berkemungkinan
untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merk dengan merinci
setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan
pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
3.
Purchase Decision (Keputusan untuk Membeli)
Pada tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan membentuk
tujuan pembelian. Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk
membeli merk yang paling diminati. Ada dua factor yang dapat muncul diantara
tujuan pembelian dan keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau
sikap pihak lain terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi
yang tidak terduga. Konsumen enetapkan tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa
factor seperti pendapatan keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan
diperoleh. Jika ada situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan
kerja, akan dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian.
4.
Post Purchase Behavior ( Sikap setelah pembelian)
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat
memperoleh kepuasan atau sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli.
Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen
terhadap produsen atau penjual.faktor penyebab kepuasan atau kekecewaan di
pihak konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk
yang didapatkannya.
Proses Keputusan Pembeli untuk Produk Baru
Pihak produsen umumnya
lebih menyukai untuk mempertahankan produk yang sudah ada dibandingkan dengan
melepas produk yang baru. Hal ini disebabkan karena dalam persaingan yang sudah
sangat ketat, perusahaan harus dapat menyakinkan konsumennya bahwa produk, jasa
atau ide yang diterima oleh konsumen benar-benar baru dan ini biasanya
membutuhkan biaya yang sangat besar.
Ada beberapa
tahapan dalam adaptasi produk baru kepada pembeli seperti yang digambarkan
dalam bagan di bawah:
1.
Awareness ( kesadaran)
Pada saat produsen atau pemasar memasarkan
produk baru, konsumen harus dibangkitkan kesadarannya bahwa telah ada produk
baru di pasaran. Cara yang ditempuh biasanya melalui iklan di media massa
dengan gencar. Adakalanya cara yang ditempuh adalah dengan mengumumkan dalam
situs-situs resmi perusahaan tentang produk-produk yang akan dipasarkan atau
melalui pameran-pameran. Cara yang terakhir ini kebanyakan ditempuh oleh
produsen mobil.
2.
Interest (Ketertarikan)
Setelah adanya kesadaran dari konsumen, mereka
tentunya akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan berusaha untuk mencari
informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebutk.
3.
Evaluation (evaluasi)
Setelah mendapatkan informasi yang dirasakan cukup,
pihak konsumen akan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi
kebutuhan yang diperlukan, keunggulan atau kelebihan yang ditawarkan oleh
produk baru tersebut dibandingkan produk yang lama, harga yang ditawarkan dan
lain sebagainya.
4.
Trial (percobaan)
Jika berdasarkan hasil evaluasi terhadap produk
yang baru dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya, konsumen akan membeli produk
tersebut untuk mencoba apakah ada kesesuaian antara kebutuhan yang diinginkan
dengan hasil yang didapatkannya. Masa ini biasanya masa yang kritis bagi suatu
produk, jasa atau ide yang baru, jika berhasil memuaskan konsumen maka produk
tersebut akan dapat diterima oleh pasar.
5.
Adoption ( Adopsi)
Jika produk baru tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan memilih produk tersebut
dibandingkan produk yang terdahulu atau produk pesaing jika ada.
B.
Memilih
Alternatif Terbaik
Kita
telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan
sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih
dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian
alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai
pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal
dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa
prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif
pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu.
Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang
logis.
Dalam
waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak
mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau
bergantung pada intuisi. Terkadang konsumen membuat keputusan sendirian, kadang
tergantung pada teman, petunjuk konsumen, atau penjual untuk mendapatkan saran
pembelian.
Jika
ia tadi mempersempit pilihannya menjadi empat kamera.juga dapat dianggap ia
hanya tertarik pada empat atribut kualitas gambar, kemudahan penggunaan, ukuran
kamera dan harga. Ia telah membentuk keyakinan tentang berapa peringkat merek
menurut masing-masing atribut. Jelas, jika terdapat satu kamera yang mendapat
peringkat terbaik dalam semua atribut, dapat kita perkirakan, bahwa ia akan
memilihnya. Namun, merek dapat berbeda-beda daya tariknya. Keputusan
pembeliannya mungkin berdasarkan pada hanya satu atribut, oleh karena itu
pilihannya akan mudah ditebak. Jika ia menginginkan kualitas gambar merupakan
atribut yang paling penting di atas yang lain, ia akan membeli kamera yang
mempunyai gambar terbaik. Tetapi pembeli mempertimbangkan beberapa atribut yang
masing-masing tingkat kepentingannya berbeda-beda. Jika kita mengetahui bobot
kepentingan yang diberikannya tiap-tiap atribut dari keempat atribut tersebut,
kita dapat memperkirakan pilihan merek kamera yang akan dibelinya sehingga
lebih dapat diandalkan ketetapan perkiraannya.
Pemasar
harus mempelajari pembeli supaya dapat mengevaluasi alternatif merek secara
aktual. Jika pemasar mengetahui proses evaluasi seperti apa yang terjadi,
pemasar dapat mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
C.
Memilih
Sumber – Sumber Pembelian
Sumber – sumber pembelian
meliputi beberapa faktor yaitu :
1. Sumber-Sumber Pembelian
Intern :
a) Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan
seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan
bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu,
seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan
lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis
tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan
diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai
dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul
kebutuhan-kebutuhan.keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
b) Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan
perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan
dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang
tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik
maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang
bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c) Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya
hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga
dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan
jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk
.
2. Sumber-sumber Pembelian ekstern :
a) Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling
berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta
dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri
dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti
itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang
melekat utuh,didalam dirinya sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh
kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
b) Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang
sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Faktor Sosial
terdiri dari 3 bagian, yaitu :
i.
Kelompok
acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat
membuat keputusan konsumsi.
ii.
Keluarga
sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh
secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
iii.
Peran
: meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau
merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
3. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga,
tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat
mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua
maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber
orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
BAB
V
SUMBER
DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
SUB
POKOK :
A.
Sumberdaya Ekonomi
B.
Sumberdaya Sementara
C.
Sumberdaya Kognitif
D.
Kandungan Pengetahuan
E.
Oganisasi Pengetahuan
F.
Mengukur Pengetahuan
A.
Sumber
Daya Ekonomi
Sumber Daya Ekonomi adalah Alat yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia,wujudnya berupa barang atau jasa. Sumber daya
ekonomi dibagi menjadi 4 macam:
1.
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam. Cara Pemanfaatannya : Melestarikannya dan mengelola
dengan sebaik dan sebenar mungkin.
Contoh : angin,air,tumbuhan Dsb.
2.
Sumber
Daya Manusia adalah segala kegiatan manusia baik fisik maupun rohani yang
ditunjukkan untuk kegiatan produksi. Cara Pemanfaatannya : Adanya pembagian
tugas dan kesehariannya.
Contoh :
Dokter,nelayan,petani,direktur Dsb.
3.
Sumber
Daya Kewirausahaan adalah Semangat, sikap, dan perilaku seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan ekonomi sehingga bisa menghasilkan keutungan.
a) Orang yang memiliki mental
kewiraushaan disebut wirausaha.
b) Seseorang wirausaha pasti memiliki :
Keberaniaan, kreativitas, selalu berpikiran jauh ke depan, dan bisa melihat
peluang usaha yang menguntungkan.
Contoh
: Mendirikan usaha tempe, usaha baju, usaha kerudung, usaha tahu, usaharoti,
dll.
i.
Cara
Pemanfaatan :
1) Melayani dengan baik,
2) Tidak merugukan,
3) Mengurangi pengangguran, dll.
ii.
Ciri
- Ciri Seorang Wirausaha :
1) Memiliki metal kuat,
2) Mampu melihat peluang bisnis
3) Pandai memimpin perusahaan (Memiliki
kecakapan pemimpin),
4) Memiliki keterampilan (kreatif dan
inovatif),
5) Mempunyai pandangan kedepan (Selali
inin maju),
6) Percaya Diri, optimis, dan mandiri,
7) Pekerja keras.
4.
Sumber
Daya Modal adalah Sumber Daya yang dibuat oleh manusia baik berupa uang
maupun barang dan digunakan untuk membantu kegiatan produksi.
Contoh : Bahan baku, loyang, mixer,
tanah untuk pertanian, dll.
a) Cara Pemanfaatan :
i.
Menggunakan
efisien (sesuai kebutuhan).
ii.
Merawat,
memperbaiki, memelihara secara rutin, dll.
b) Sumber Daya Modal dibagi menjadi 3
yaitu :
i.
Berdasarkan
Corak Pemakaiannya ada 2 macam Yaitu :
Ø Modal Tetap adalah
Modal yang tahan lama dan dapat dipakai berkali - kali untuk kegiatan produksi.
Ø Modal Lancar adalah
Modal yang hanya dapat dipakai untuk proses produksi selama satu kali.
ii.
Berdasarkan
Cara Pembentukannya :
Ø Pembentukan Secara
Sukarela (Voluntary Saving). Misalnya : Simpanan - simpanan modal dari bank.
Ø Pembentukan Secara
Paksa (Force Saving). Misalnya : Penarikan pajak dari pemerintah.
iii.
Berdasarkan
Sumbernya :
Ø Modal Individu
adalah Modal seseorang yang dimiliki dari kekayaan yang memberikan pendapat
bagi pemiliknya.
Ø Modal Asing adalah Modal yang
diperoleh dari luar perusahaan dan bertujuan untuk mengembangkan perusahaan.
B.
Sumber Daya
Sementara
Sumber
daya sementara adalah sumber daya yang bersifat sementara. Dengan memahami
perilaku konsumen akan keterbatasan sumber waktu dan uang.
C.
Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk
secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
D.
Kandungan Pengetahuan
Pengetahuan produk meliputi :
1. Kesadaran mengenai katagori dan merek produk.
2. Terminologi produk
3. Atribut atau ciri produk
4. Kepercayaan tentang katagori produk secara umum dan mengenai merek spesifik.
E.
Organisasi pengetahuan
Pengetahuan
Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak
yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada
pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah
semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
1.
Pengetahuan
tentang karakteristik/atribut produk
2.
Pengetahuan
tentang manfaat produk
3.
Pengetahuan
tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
4.
Manfaat
Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologi.
5.
Manfaat
Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen
setelah mengkonsumsi suatu produk.
F.
Mengukur
Pengetahuan
1.
Pengertian
Pengetahuan
Menurut
kamus bahasa Indonesia Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui mengenai hal atau sesuatu. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang. pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,
juga mencakup manusia dan kehidupannya. Pengetahuan merupakan
penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu, juga
mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan
hidup yang belum dibuktikan secara sistematis ( Slameto, 2004 ).
Pengetahuan
adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2003).
Dalam
pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan
adalah informasi yang telah dikombinasikan
dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap
sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk
menindaki.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent
behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat
yaitu: (Notoadmodjo, 2003)
a)
Tahu
(Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
b)
Memahami
(Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap suatu objek yang dipelajari.
c)
Aplikasi
(Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d)
Analisis
(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e)
Sintesis
(Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.
f)
Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui mengenai hal atau sesuatu pengetahuan dapat
mewngetahui perilaku seseorang (Sarwono, 2005).
Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian
Rogers (1974), dalam Notoadmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan,
yaitu:
i.
Awareness (kesadaran), dimana orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
ii.
Interest (tertarik)
terhadap stimulus atau objek tersebut.
iii.
Evaluation (mengevaluasi),
menimbang-menimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik.
iv.
Trial (mencoba),
dimana subjek mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus.
v.
Adoption (penerimaan),
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
3. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran Pengetahuan dibagi
menjadi 3 (tiga) katagori sebagai berikut: (Arikunto, 2002)
a) Tinggi : Jika jawaban benar ≥ 76
-100%
b) Sedang : Jika jawaban benar 56 – 75 %
c) Rendah : Jika jawaban benar ≤ 55 %
Sumber: